MEMBINA SALES FORCE DENGAN METODE ASDAMBA
By : Lukiono
Metode “Asdamba” (Apa, Siapa, Dimana, Apabila, Mengapa, dan Bagaimana)
1. Apa
Apa yang menjadi masalah, apa yang menjadi kendala, apa solusinya?
Apa materi yang sesuai dengan masalah tersebut, apa yang diinginkan mereka ?
Apa penyebabnya masalah tersebut bisa terjadi?
Kita
harus dapat menjelaskan semua ini dengan tepat. Kebanyakan apa yang
kita bicarakan, berikan, tingkah laku, kebijaksanaan, keputusan maupun
perintah, tidak sesuai dengan apa yang ada di benak tenaga penjual.
Contoh: Seorang
tenaga penjual yang hadir di hadapan kita yang paling utama
diingikannya adalah setiap kata-kata dan tingkah laku yang akan kita
lakukan atau bicarakan dapat memberikan solusi atau jalan keluar bagi
seorang Sales Force tersebut.
Jika
kita telah mengetahui isi benak Sales Force barulah kita mendapatkan
suatu rumusan apa yang menjadi keinginan tenaga penjual pada saat itu,
sekedar perintah, bentak-bentak, nasehat, atau omong kosong, sekedar
seremoni atau memberikan solusi terbaik bagi mereka. Bagaimana
memberikan sosuli terbaik bagi mereka berkaitan dengan keinginan yang
ada di benak semua tenaga penjual pada saat briefing ?
Apa yang diinginkan oleh seorang Sales Force:
Pada
umumnya tenaga penjual sudah memiliki kemauan karena dia sudah
mengikuti briefing setiap pagi, masalahnya adalah bagaimana kita merubah
kemauan mereka jadi kemampuan.
Sales
Force menginginkan tambahan wawasan mengenai dunianya, contoh; jika
sales menghadapai hambatan seperti menghilangkan rasa takut, menghadapai
segmen pasar yang lebih tinggi, kita harus terlibat langsung dan
berempati terhadap permasalahan tersebut dan langsung memberikan contoh
konkrit atau role playing.
Semua
Sales Force memiliki semangat dan antusias yang tinggi pada suatu saat
tertentu dan mereka menginginkan semangat itu tetap menyala dan mereka
butuh wawasan untuk tetap mempertahankan semangatnya, oleh karena itu
kita jangan sampai berhenti menyemangati sales setiap hari.
Bentuk
penyemangatnya adalah perbanyak cerita yang menyentuh kesemestaan alam
mentalnya. Perlihatkan contoh nyata orang yang gagal karena malas,
tidak punya semangat, tidak punya tujuan hidup dan lain-lain, sehingga
membuat mereka hidupnya menjadi gagal atau susah, dan heroiknya
seseorang untuk bertahan hidup atau mencapai puncak kesuksesan dan
contoh-contoh nyata yang ada di sekeliling seseorang yang sukses.
2. Siapa
Siapa yang memberikan pembinaan, dan siapa yang dibina ?
Supervisor,
atau siapa saja yang merupakan seseorang dengan jabatan diatas sales
yang dapat melakukan pembinaan terhadap Sales Force.
Siapa yang di training adalah Sales Force yang bagaimana ?
Sales
Force yang baru dan yang tidak berprestasi setelah kita evaluasi dari
beberapa waktu, misal periode 2 minggu berarti dia belum memiliki:
· Kesadaran diri
· Motivasi diri
· Mengatur dirinya sendiri
Sales
Force yang lama sudah bergabung dan sekaligus mereka memiliki
produktivitas yang baik, cendrung baik dan terus meningkat berarti dia
memiliki ke-3 hal tersebut di atas.
Jadi kita harus membina kelompok sales yang bagaimana?
Apakah
yang tidak produktif, produktif atau gabungan keduanya. Jika kondisi
kelompok yang tidak berprestasi apa yang dilakukan, jika kelompok yang
berprestasi apa yang harus dilakukan dan jika kelompok yang motivasinya
rendah apa yang harus dilakukan.
3. Dimana
Dimana
berkaitan dengan tempat pelaksanaan pembinaan , diruangan, out door
atau gabungan atau bentuk kelas letter - U, melantai, melingkar atau
berdiri. Dan materi apa yang cocok dalam ruangan bagi para Sales Force,
dan apa materi yang cocok kalau di outdoor dan bagaimana jika keduanya.
Pembinaan
dapat dilakukan dimana saja di ruangan saat briefing pagi, di dalam
mobil Canvas saat menunju lokasi Canvassing, di lokasi Canvassing pada
saat istirahat, dan di dalam kantor saat berjumpa Sales Force, pokoknya
dimana saja dapat dilakukan.
Materi
pembinaan tidak bersifaf mutlak, harus begini dan begitu, harus
diruangan yang ber AC dan harus orang yang paling hebat dan
berpengalaman. Materi yang diberikan lebih condong bersifat universal
dan berisikan etika tingkal laku, etika komunikasi, etika menjalani
kehidupan menjadi orang sukses, dan bersikap positif, jadi yang penting
bertujuan dan berwawawsan untuk meningkatkan kinerja Sales Force.
Kata kuncinya : Belajar
itu tidak memerlukan syarat yang mutlak, belajar itu tanpa syarat, kita
bisa belajar oleh siapa saja, tidak mutlak harus dengan orang itu atau
orang ini yang hebat, kita bisa belajar dari orang yang gagal
sekalipun, dan kapan saja dan dimana saja.
4. Kapan
Kapan
kita melakukan pembinaan, setiap saat setiap minggu? Setiap bulan?
Setiap tahun atau sesuai dengan kebutuhan? Setelah terjadi produktivitas
rendah atau sedang produktivitas tinggi, atau pada saat produktivitas
mandek ?
Sebaiknya
pembinaan terhadap Sales Force dilakukan setiap saat, jadi bukan lagi
setiap hari, hal ini harus kita lakukan karena kondisi potensi Sales
Force yang sering dengan waktu singkat menjadi berubah-rubah, contohnya
semangat pantang menyerah atau semangat juang untuk mencari order itu
sering “turun naik,” Nah, untuk menjaga kesetabilan semangat Sales Force
ini lah pembinaan terhadap Sales Force harus dilakukan setiap saat
tanpa berhenti. “Never Ending To Motivate and Never Ending To Train.”
Kapan
pun dan apa pun yang kita katakan, bicarakan, tindakan apapun yang kita
lakukan, dan sikap apapun yang kita ambil, semuanya harus bermuatan
motivasi dan pembinaan untuk seluruh Sales Force tanpa terkecuali.
5. Mengapa
Mengapa
produktivitas Sales Force turun, mengapa motivasi Sales Force turun,
mengapa mereka tidak memiliki kesadaran, motivasi, dan self leadership.
Untuk
menjawab pertanyaan mengapa ini, kita cukup melihat hasil yang
disajikan oleh Sales Force terlebih dahulu, bila sudah kita dapatkan
kita bisa terjun langsung dan terlibat langsung proses kerja Sales Force
di lapangan, mulai dari proses briefing pagi, sampai pada saat Sales
Force selesai melakukan Canvassing. Setelah kita dapatkan begitu banyak
informasi dari kegiatan terjun langsung tersebut, baru kita bisa membuat
prioritas penyebab utamanya.
Tindakan selanjutnya tentu saja kita menyusun strategis mengatasi masalah tersebut, dengan satu kata kunci : “Bagaimana
meningkatkan produktivitas Sales Force, dan menumbuhkan kesadaran diri,
motivasi diri, dan self leadership pada masing-masimg Sales Force.”
6. Bagaimana
Untuk
dapat menjawab bagaimana kita harus mengetahui cara bagaimana yang
sederhana, tepat dan hasil yang baik. Bagaimana kita berbicara atau
memberikan materi, sharing, motivasi kepada Sales Force yang low
productivity.
Tenaga
Sales Force yang kategori ini memiliki kesadaran, motivasi dan
kemampuan mengarahkan dirinya sendiri adalah sangat rendah atau hampir
sama sekali tidak memiliki hal tersebut, tapi mereka memiliki kemampuan .
Jadi
isi pernyataan yang disampaikan harus berisi tentang “service attitude
yang terbaik” maksudnya adalah perkataan, tingkah laku, sikap dan mental
positif, mental tangguh, kepribadian yang matang, dan cerita-cerita
yang menggugah akal, budi, hati nurani dan dapat membentuk falsafah
hidup mereka.
Contoh;
Sorang Sales Force tidak mendapatkan order disebabkan malas, malas
merupakan akibat tidak punya tanggungjawab. Tidak punya tanggung jawab
sebagai akibat tidak ada kesadaran, tidak ada kesadaran akibat dari
tidak ada komitmen dalam hidup, tidak punya komitmen dalam hidup sebagai
akibat tidak ada tujuan hidup. Jadi pernyataan yang kita ungkapkan pada
kelompok ini adalah sikap-sikap positif orang-orang sukses dan
akibat-akibat yang dapat menghancurkan hidupnya bila kita menjadi korban
dari sikap mental atau pribadinya sendiri.
Contoh:
Orang yang diusia tua yang menjadi pengemis dan tidak punya rumah dan
pekerjaan adalah akibat dari sikap orang tersebut yang telah
menyia-nyiakan waktu pada saat ia masih muda, tidak sungguh2 tidak mau
belajar, tidak mau bekerja keras, dan lain-lain.
Bagi
Sales Force yang produktivitas baik dan cenderung meningkat pernyataan
yang kita berikan adalah contoh seseorang yang jatuh karena
kesombongannya dan mematikan potensi dalam dirinya sendiri. Berikan bagi
mereka pernyataan yang menggambarkan harapan kedepan dalam bentuk
nyata, bicara masalah jenjang karir, insentif, campaign dan reward
lainnya.
Dalam
hal tertentu seorang tenaga penjual yang produktivitas tinggi dan
tenaga penjual yang rendah produktivitasnya, selalu menginginkan
kebutuhan emosionalnya dipenuhi. Contoh; setiap order yang didapat harus
ditindak lanjuti, yaitu di ACC, dan dikirim barangnya, kemudahan barang
yang diorder harus tersedia, harga yang ditawarkan harus sesuai selera
tenaga penjual. Kesimpulannya kebutuhan emosional Sales Force itu adalah
:
a. Semua orang harus berpihak pada mereka
b. Diperhatikan hasil kerjanya
c. Mereka selalu keinginannya harus dipenuhi
d. Mereka tidak mau merasa bersalah
e. Mereka merasa pahlawan dalam perusahaan
Untuk mengatasi hal tersebut harus melakukan hal :
Menjelaskan
secara benar, terperinci tanpa manipulasi tentang hasil kerja Sales
Force atau order yang mereka dapat akan diproses sesuai dengan aturan
perusahaan, yaitu di survey dahulu, perusahaan tidak mencari konsumen,
kalau mencari konsumen pasti kita dapat order yang banyak sekali, tapi
perusahaan mencari orang yang layak yang dapat perusahaan percaya untuk
diberikan kredit.
Tanpa
disadari pernyataan ini harus kita perhatikan, dimanapun perusahaan
Sales Force adalah tulangpunggung perusahaan, tapi sales juga tidak
boleh sombong karena secara prosentase 20 % hasil yang akan dicapai ada
kontribusi dari bagian yang lain dan juga harus memegang teguh sisdur
perusahaan.
Jika kita berjumpa Sales Force kapanpun dan dalam situasi apapun usahakan selalu “senyum sapa dan tegur”. Budaya 2 s 1 t ini harus selalu dilakukan. Senyum menandakan kita senang bertemu mereka baik secara orang, cara kerja dan prestasi. Sapalah dengan menanyakan kondisi mereka dengan sopan, mencerminkan keramahtamahan yang hangat.
Tegur
berkaitan dengan pernyataan menggunakan bagaimana caranya anda
mendapatkan order, bagaimana kira-kira besok, apa yang mau dilakukan dan
sebagainya, hal ini akan mencerminkan perhatian kita terhadap hasil
kerja Sales Force. Ketiga hal tersebut harus dilakukan secara terus
menerus.
Jangan
sekali-kali memarahi atau memberikan vonis terhadap Sales Force. Jangan
memarahi Sales Force yang produktivitasnya rendah dengan kata-kata
kasar dan keras karena kata-kata keras akan menekan jiwanya dan
kata-kata kasar melukai hatinya.
Sebaiknya
kita mengambil hatinya karena jika demikian kita akan mendapatkan hati,
pikiran dan punggungnya untuk melakukan pekerjaan yang kita inginkan. Kenapa
seorang Sales Force tidak boleh dimarahi karena kinerjanya jelek ,
karena hal itu terjadi akibat ketidakmampuan Supervisor atau kita tidak
mampu merubah kemauan (seluruh Sales Force yang bergabung di perusahaan
kita sudah memiliki kemauaan) mereka menjadi kemampuan, jadi kita harus
berorientasi pada Sales Force. Boleh kita memarahi Sales Force, jika
mereka sudah melanggar aturan perusahaan seperti disiplin, berpakaian
seenaknya, pakai sandal, kaos, merokok saat briefing, dan lain-lain.
Siapa
yang didahulukan dalam membina Sales Force ? Harus dahulu
diperhatikan dan yang harus dibina adalah yang berprestasi dulu,
karena mereka memiliki sikap mental yang positif. Maka mereka harus
terlebih dahulu diberikan training. Bagi Sales Force yang
produktivitasnya rendah baru diberikan kemudian, karena mereka masih
memiliki kematangan pribadi yang kurang.
Contoh
ada dua orang Sales Force yang satu berprestasi dan satu lagi tidak
dengan periode yang sama yaitu sudah bergabung selama 3 bulan, maka yang
harus diberikan pelatihan dan pembinaan terlebih dahulu adalah yang
berprestasi dulu. Kenapa demikian, karena yang berhasil telah memilikim
sikap mental yang positif selam 3 bulan bergabung ia bekerja dengan
sungguh-sungguh sehingga produktivitasnya tinggi, dan sudah pasti kalau
kita latih dan bina lebih lanjut pasti tidak akan di sia-siakan oleh
Sales Force yang bersangkutan dan juga mencegah supaya semangat dan
prestasinya tidak jatuh / turun. Lain dengan Sales Force yang sama-sama 3
bulan bekerja tidak berhasil atau produktivitasnya rendah, ini
mencerminkan ia tidak sungguh-sungguh, atau tidak memilki sikap mental
yang positif, sehingga kalau kita latih dan bina lagi belum tentu
digunakan dengan baik.
Cara
kita memberikan motivasi kepada Sales Force dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu Motivasi dengan sikap maksudnya adalah semua perkataan,
tingkah laku, pernyataan, pembicaraan harus berorientasi kepada Sales
Force, maksudnya kita harus peduli dengan keberadaan mereka dan harus
menampilkan attitude yang baik, sebagai wujud dari kepedulian kita
kepada meraka, kepedulian ini harus benar-benar dirasakan oleh Sales
Force.
Contoh
: Kita berjanji kepada seorang Sales Force, seperti : “Kalau hari ini
kamu tidak dapat order, besok saya ikut kamu mencari order berdua.”
Nah, kalau memang hari ini Sales Force benar-benar tidak dapat order,
maka kita harus mendampinginnya sesuai dengan janji kita, intinya
adalah kita harus terlibat langsung dan kpedulian kita harus benar-benar
dirasakan oleh Sales Force dan berpihak kepada mereka.
Motivasi
dengan imbalan adalah motivasi dengan memberikan hadiah, pada saat
Sales Force berhasil berhasil mencapai suatu komitmen. Contoh ; bagi
Sales Force yang mendapatkan order hari ini minimal dua order akan
mendapatkan insentif Rp.10.000,- dan apabila ada yang mendapatkannya ,
sebaiknya segera dibayarkan insentifnya.
Motivasi
adalah wujud nyata dari kebenaran semua ucapan, manifestasi dari
kesungguhan, dan kepedulian yang sepenuh hati terhadap Sales Force. Kata
kuncinya adalah setiap kepedulian yang kita bicarakan, yang kita
lakukan dapat benar-benar nyata dirasakan oleh Sales Force, jangan
sampai Sales Force merasa di bohongi dan di bodohi oleh kita sebagai
pimpinan.
Motivasi
yang baik berisi contoh nyata yang real yang bisa semua orang lakukan.
Contoh menggunakan gelas dengan air, dan selembar kertas. Untuk
menggambarkan keyakinan dan pencapaian target dan lain-lain atau kita
berempati dengan memperagakan seorang sales yang berhasil, memberikan
pembuktian untuk menjadi orang gagal itu susah dan mahal, sedangkan
menjadi orang sukses itu mudah dan murah harganya.
T E R I M A K A S I H
Sangat dianjurkan untuk :
- Baca, pelajari, pahami, dan laksanakan.
- Buat activity plan sesuai dengan artikel diatas
- Laksanakan dengan baik dan benar penuh tanggungjawab
- Bila ada yang tidak atau belum jelas bisa ditanyakan melalui email, SMS, dan telepon langsung.
www.dealermitsubishimakassar.com
Sumber : salesrecruittrainingandmotivation.blogspot.com
Sumber : salesrecruittrainingandmotivation.blogspot.com
0 Response to "MEMBINA SALES FORCE DENGAN METODE ASDAMBA "
Post a Comment